Sabtu, 28 November 2009

ilas Metropolitan & Nusantara


Mensos Bantu RTSM di Sulut








JAKARTA (Suara Karya): Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri menyerahkan bantuan dana sebesar Rp 10,3 miliar untuk sasaran rumah tangga sangat miskin (RTSM) peserta program keluarga harapan (PKH) di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Sabtu (21/11).
Program ini telah bergulir sejak tiga tahun terakhir, dan tahun 2009-2010 mencakup
18 provinsi.



Dalam kesempatan itu, Salim Segaf juga menyerahkan dana bantuan langsung
perberdayaan sosial (BLPS) bagi 108 kelompok usaha bersama (KUBE) senilai Rp 32,4

miliar untuk Kabupaten Sangihe, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, Minahasa, Kota Bitung, dan Manado. Mensos juga menyerahkan bantuan 2 kapal penumpang yang berfungsi

sebagai upaya kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana.


"Bantuan dana PKH ini sasarannya untuk ibu-ibu hamil bersama balitanya, serta
para siswa SD dan SMP dari ibu yang masuk kategori rumah tangga sangat miskin
(RTSM)," kata Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri seperti disampaikan Kepala Biro Humas Departemen Sosial (Depsos) Heri Krissritanto, Minggu (22/11). (Yon Parjiyono)


Ketahanan Pangan Pengaruhi Gizi Anak

JAKARTA (Suara Karya): Masalah ketahanan pangan sangat besar pengaruhnya pada persoalan gizi anak. Masyarakat perlu pemahaman dalam mengeksplorasi kesuburan tanah dengan benar. Pemanasan global dan deforestasi mengancam siklus ketersediaan pangan di masa depan.

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlinduangan Anak (Menneg PP dan PA), Linda Amalia Sari Gumelar mengutarakan itu ketika menerima Anggun C Sasmi selaku duta pangan dunia dari Badan Pangan Dunia (FAO), di ruang kerjanya, akhir pekan lalu.

Karenanya, dia berharap masyarakat tidak semena-mena dalam mengelola lahan, sehingga tidak menimbulkan kerusakan alam. Pasalnya, kerusakan alam sangat berpengaruh pada pola tanam. Yang pada akhirnya berdampak pada ketersediaan pangan, dan berujung pada pemenuhan gizi. (Budi Seno)


KB Membangun Manusia Berkualitas

JAKARTA (Suara Karya): Menjadi peserta keluarga berencana (KB), sama artinya turut membangun manusia berkualitas. Jumlah anak yang terbatas akan mampu untuk mewujudkan pemenuhan gizi.

Demikian dikemukakan, Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr Sugiri Syarief dalam sambutannya, ketika membuka Bhakti TNI AU program KB, di Ciamis, Jawa Barat pekan lalu. "Hal itu merupakan salah satu tujuan ber-KB yang harus disadari masyarakat," ujarnya.

Selanjutnya dikatakan, pola pikir masyarakat harus diubah, KB bukan hanya sekedar penggunaan kontrasepsi. Lebih luas lagi KB bertujuan untuk mengendalikan ledakan jumlah penduduk. Itu berarti turut menyelesaikan sebuah persoalan bangsa. (Budi Seno)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar